Sumenep-kompasnusantara.id, 24 September 2024, Budaya khas Madura kembali ditampilkan dengan meriah di Desa Langsar, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. Lomba Sapi Pajang Pejantan dan Karapan Sapi, yang menjadi bagian dari tradisi tahunan, menarik perhatian ribuan warga dari berbagai daerah di Pulau Madura.
Sebanyak 60 pasang sapi, dihiasi dengan aksesoris tradisional, diarak dengan iringan musik Saronen dan penari-penari cantik. Acara dimulai dengan pajangan sapi di tengah lapangan, di mana setiap sapi berhenti di panggung kehormatan untuk dinilai penampilannya. Sapi-sapi tersebut dinilai berdasarkan keindahan hiasan serta kemegahan dalam arak-arakan, yang mencerminkan kekayaan budaya lokal.
Kepala Desa Langsar, Didik Supriyono, selaku ketua panitia, menjelaskan bahwa lomba ini rutin diadakan setiap tahun sebagai bagian dari pelestarian budaya Madura. "Ini adalah tradisi yang hanya ada di Madura, terutama di Kabupaten Sumenep. Kami berusaha terus melestarikannya agar generasi muda tetap mengenal dan mencintai budaya leluhur," ujar Didik.
Setelah arak-arakan, sapi-sapi tersebut langsung bersiap untuk mengikuti lomba karapan sapi, di mana kecepatan menjadi kriteria utama penentuan pemenang. Suasana semakin memanas ketika sapi-sapi berlomba dengan kecepatan penuh di arena, disoraki ribuan penonton yang antusias.
Salah satu sapi yang paling mencuri perhatian adalah milik Kepala Desa Langsar sendiri. Dengan ukuran yang besar dan gagah, sapi ini diperkirakan bernilai ratusan juta rupiah. "Harga sapi Pajang Pejantan bisa mencapai angka fantastis, dan ini menunjukkan betapa berharga budaya serta tradisi ini bagi masyarakat Madura," tambah Didik Supriyono.
Acara ini tidak hanya menjadi ajang perlombaan, namun juga sarana penting untuk memperkuat identitas budaya Madura. Ribuan pasang mata turut menyaksikan acara hingga selesai, dengan harapan tradisi ini tetap dilestarikan di masa depan.
(Sumber: Asis, Asmuni)
0 Komentar