Sumenep – kompasnusantara.id Terdapat dugaan penyalahgunaan dana desa di Desa Batuan, Kabupaten Sumenep. Hal ini mencuat setelah beredarnya Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) tahap 3 tahun 2023 yang diterima oleh Kementerian Keuangan pada 20 Juli 2024.
Dalam LPJ tersebut, tercatat realisasi penyaluran dana desa sebesar Rp 304.038.000 yang digunakan untuk berbagai kegiatan, mulai dari penyelenggaraan PAUD hingga pengembangan sistem informasi desa. Namun, yang menjadi sorotan adalah alokasi dana sebesar Rp 105.036.395 untuk penyertaan modal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Batuan.
Yang mengundang pertanyaan adalah kondisi BUMDes Batuan yang disebutkan telah macet selama bertahun-tahun. Tetapi faktanya dana desa terus dialokasikan untuk BUMDes tersebut pada tahun 2023. Hal ini menimbulkan dugaan adanya penyelewengan anggaran, mengingat BUMDes yang tidak berjalan namun tetap mendapat suntikan dana dari desa.
"Pertanyaannya, apakah wajar BUMDes yang sudah macet diberi dana lagi? Apakah ini bukan bentuk pembiaran atau bahkan upaya untuk menyembunyikan sesuatu?" ujar seorang warga Desa Batuan yang enggan disebutkan namanya.
Menariknya, masalah BUMDes Batuan ini berlanjut meski telah terjadi pergantian kepala desa. Kepala desa yang baru ternyata masih menganggarkan dana untuk BUMDes Batuan pada tahun 2023. Hal ini semakin menguatkan dugaan adanya masalah yang lebih serius di balik alokasi dana tersebut.
Menyikapi temuan ini, sejumlah media tengah berupaya menggali informasi lebih dalam mengenai dugaan penyalahgunaan dana desa di Desa Batuan. Beberapa pertanyaan yang perlu dijawab antara lain:
1. Apa alasan di balik terus dialokasikannya dana desa untuk BUMDes yang macet?
2. Apakah ada upaya dari pemerintah desa untuk menyelesaikan masalah BUMDes Batuan?
3. Apakah ada indikasi korupsi dalam pengelolaan dana desa di Desa Batuan?
Media Kompas Nusantara.id akan terus mengikuti perkembangan kasus ini dan akan memberikan informasi terbaru kepada pembaca.
Kepala desa Batuan saat dihubungi melalui telepon WhatsApp pribadinya menjelaskan, "Kalau mau tahu tentang BUMDes Batuan, kamu harus turun dan cari sendiri ke BUMDes-nya, jangan tanya ke saya. Saya ini tidak tahu."
"Kalau persoalan BUMDes yang dulu tanyakan saja sama Lukman, jangan tanya sama saya. Soalnya saya tidak tahu," tambahnya.
Terakhir, kepala desa Batuan menambahkan, "Turun ke lapangan, tapi bukan lapangan kelereng, kalau lapangan kelereng itu sudah ditutup tiga bulan yang lalu. Itu bukan BUMDes, paham ya," tutupnya.
(Tim/ H. YD)
0 Komentar