Kompasnusantara.id - Kusni Kasdut, mantan pejuang kemerdekaan yang berubah menjadi penjahat terkenal, dieksekusi mati setelah melalui proses hukum panjang. Sosok yang pernah dianggap pahlawan karena perjuangannya melawan Belanda ini, harus mengakhiri hidupnya di depan regu tembak karena serangkaian kejahatan yang dilakukannya.
# Dari Pejuang Menjadi Penjahat
Kusni Kasdut dikenal sebagai pejuang gagah berani selama masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Dia pernah ditembak dan dipenjara oleh Belanda, menunjukkan dedikasinya terhadap kemerdekaan Indonesia. Namun, setelah perang berakhir, hidupnya berubah drastis. Tidak seperti banyak pejuang lainnya yang bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kasdut memilih jalan berbeda.
Menurut Petrik Matanasi dalam bukunya "Para Jagoan" (2011), Kasdut merasa pemerintah Indonesia yang baru merdeka kesulitan memberikan penghargaan yang layak kepada para veteran. Versi lain dari "Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia" (1981) menyebutkan bahwa Kasdut tidak memenuhi syarat kesehatan dan administrasi untuk menjadi anggota TNI karena luka tembak di kakinya.
# Kejahatan yang Menggemparkan
Karena tekanan ekonomi, Kusni Kasdut beralih ke dunia kejahatan. Kasus kriminal pertamanya terjadi pada 11 Agustus 1953 ketika ia merampok dan membunuh seorang kaya keturunan Arab bernama Ali Badjened. Kejahatan ini membuat namanya dikenal luas dan dia menjadi buronan polisi.
Kasdut kemudian dikenal sebagai penjahat spesialis barang antik dan sempat dijuluki "Robin Hood" Indonesia karena hasil rampokannya sering dibagikan kepada kaum miskin. Aksi terbesarnya terjadi pada 31 Mei 1961 ketika ia bersama komplotannya merampok Museum Nasional Jakarta, mencuri 11 permata yang bernilai ratusan juta rupiah. Namun, upaya menjual permata tersebut membuatnya mudah dilacak dan akhirnya ditangkap polisi.
# Hukuman Mati
Setelah melalui serangkaian penangkapan dan pelarian, serta pengajuan grasi yang ditolak oleh Presiden Soeharto, hukuman mati akhirnya dijatuhkan kepada Kusni Kasdut. Eksekusi dilakukan pada, 16 Februari 1980, menandai akhir dari perjalanan hidupnya yang penuh liku.
Kisah Kusni Kasdut menjadi cermin kompleksitas sejarah Indonesia pasca-kemerdekaan, di mana seorang pahlawan bisa berubah menjadi penjahat legendaris karena tekanan hidup dan pilihan yang diambil. Hingga saat ini, namanya masih dikenang, baik sebagai pejuang kemerdekaan maupun sebagai penjahat yang menggegerkan negeri ini. (Red)
0 Komentar