Polemik Sumbangan di SMAN 1 Tulungagung: Menjadi Beban Berat Wali Murid di Tengah Janji Pemerintah Program Pendidikan Gratis


Oleh Mas Adie 02/01/2025
Tulungagung ,Kompasnusantara.id

Kompasnusantara.id - Pendidikan adalah hak dasar setiap warga negara, dan pemerintah telah mencanangkan pendidikan gratis untuk sekolah-sekolah negeri. Namun, kenyataan di lapangan sering kali berbeda, seperti yang terjadi di SMAN 1 Tulungagung. Orang tua siswa di sekolah tersebut diminta memberikan sumbangan sebesar Rp1.400.000 untuk pembangunan lapangan, yang memicu keresahan di masyarakat.

Sumbangan atau Paksaan Terselubung?


Walaupun disebut sebagai "sumbangan sukarela," banyak orang tua merasa tidak memiliki pilihan selain menyetujui permintaan tersebut. Seperti yang diceritakan oleh Bapak S dan Ibu R, mereka merasa terpaksa menyetujui karena takut anak-anak mereka mengalami perlakuan tidak menyenangkan di sekolah. Situasi ini semakin parah, dengan tekanan sosial saat rapat wali murid, di mana mayoritas orang tua sudah lebih dulu menyetujui permintaan tersebut. "Katanya sekolah gratis, tapi kok masih ada sumbangan sebesar ini?" keluh Bapak S, seorang buruh musiman yang merasa keberatan dengan nominal yang harus dibayarkan. 


Hal serupa diungkapkan oleh Ibu R, yang sehari-harinya hanya membantu menjaga warung. "Anak saya sekolah di sini karena biayanya kecil dibandingkan sekolah lain. Tapi ternyata masih juga ada sumbangan seperti ini."


Kepala Sekolah Kurang Transparan


Ketika saya  mencoba menghubungi kepala sekolah untuk meminta klarifikasi, tidak mendapat tanggapan. Hal ini menambah keresahan di kalangan wali murid, karena saya yang bersedia  membantu untuk menyampaikan keluhan wali murid  kepeda kepala Sekolah malah tidak mendapatkan respon. 


“Kami berencana mengumpulkan para aktivis dan pemerhati pendidikan di Tulungagung untuk bersama-sama mendatangi SMAN 1 Tulungagung. Kami ingin mempertanyakan alasan di balik sumbangan ini,” tegas Mas Adi.


Kesenjangan dengan Prinsip Pendidikan Gratis


Kebijakan pendidikan gratis dari pemerintah sejatinya bertujuan untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat. Namun, fenomena sumbangan di sekolah-sekolah negeri, yang sering kali nilainya tidak masuk akal, justru menjadi beban tambahan bagi orang tua dengan penghasilan rendah.

Jika praktik seperti ini terus berlangsung, tujuan pendidikan gratis akan semakin jauh dari harapan. Banyak orang tua yang merasa tertekan, bahkan mungkin memilih untuk tidak menyekolahkan anaknya karena kendala biaya.


Langkah yang Perlu Dilakukan


Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan langkah nyata dari berbagai pihak:


Audiensi dengan Sekolah


Orang tua siswa, bersama dengan masyarakat peduli pendidikan, dapat mengajukan audiensi dengan pihak sekolah untuk meminta transparansi terkait sumbangan.


Intervensi Dinas Pendidikan 


Kepala Cabang  Dinas Pendidikan wilayah Tulungagung dan Trenggalek  harus turun tangan memastikan bahwa sumbangan di sekolah negeri benar-benar bersifat sukarela dan tidak memberatkan. 


Meningkatkan Kesadaran Orang Tua


Orang tua harus diberi pemahaman tentang hak-hak mereka, termasuk hak untuk menolak sumbangan yang tidak masuk akal.. 


Mengawasi Pengelolaan Dana 


Sekolah wajib memberikan laporan rinci tentang penggunaan dana sumbangan kepada wali murid agar tidak menimbulkan kecurigaan.


Penutup


Kasus di SMAN 1 Tulungagung adalah cerminan dari masalah yang kerap terjadi di dunia pendidikan kita. Pemerintah, sekolah, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa pendidikan gratis benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.


Kejadian ini juga menjadi pengingat bahwa transparansi dan komunikasi adalah kunci untuk membangun kepercayaan antara sekolah dan wali murid. Mari kita jaga hak anak-anak kita untuk mendapatkan pendidikan tanpa beban yang tidak semestinya.


( Redaksi) 

Posting Komentar

0 Komentar