Dari Makanan Pedesaan Hingga Superfood Mendunia


Kompasnusantara.id - Sebagai bagian dari Hari Tempe Nasional yang dirayakan setiap 12 Juni 2024, saatnya untuk merenungkan perjalanan panjang makanan khas Indonesia ini dari sajian pedesaan hingga mendunia sebagai superfood yang dicari oleh banyak orang di seluruh dunia. Tempe, yang kini telah menjadi ikon kesehatan dan keberlanjutan, memiliki akar yang dalam dalam sejarah budaya dan kearifan lokal Indonesia.

Kedelai, bahan dasar utama dalam pembuatan tempe, telah menjadi bagian penting dari budaya dan pangan Indonesia selama berabad-abad. Diketahui bahwa kedelai pertama kali diperkenalkan ke Indonesia oleh bangsa Tionghoa. Bahkan pada masa kejayaan kerajaan-kerajaan Nusantara, kedelai telah dikenal masyarakat dengan bukti prasasti Watukura.

Proses pembuatan tempe sendiri membutuhkan keahlian dan ketelatenan yang tinggi. Dalam proses ini, kedelai direndam, direbus, dikupas, dan kemudian difermentasi dengan menggunakan ragi. Menurut ahli sejarah makanan, Heri, proses ini mencerminkan kecerdasan dan keahlian masyarakat masa lalu dalam memanfaatkan sumber daya alam.

Selain memiliki nilai sejarah yang kuat, tempe juga dikenal sebagai sumber protein yang tinggi dan terjangkau. Kandungan gizi tempe, termasuk protein, serat, dan berbagai nutrisi lainnya, menjadikannya sebagai pilihan makanan yang ideal bagi banyak orang, terutama dalam era kesadaran akan pentingnya pola makan sehat.

Menurut beberapa ahli gizi, tempe juga dianggap sebagai superfood karena kandungan nutrisinya yang kaya dan beragam. Kandungan proteinnya yang tinggi membuat tempe menjadi pilihan yang sangat baik bagi individu yang membutuhkan sumber protein yang sehat dan bervariasi dalam diet mereka.

Dengan begitu banyak manfaat dan sejarah yang terkandung di dalamnya, tidak mengherankan jika tempe kini telah menjadi bagian integral dari banyak masakan di seluruh dunia. Dari Indonesia hingga Amerika, tempe terus mendapatkan pengakuan sebagai makanan sehat dan lezat yang layak dipertimbangkan oleh semua orang. Sebagai masyarakat yang bangga akan warisan kuliner kita, mari kita terus merayakan keberagaman dan kekayaan tempe, tidak hanya sebagai makanan, tetapi juga sebagai bagian dari identitas budaya kita. (Red)

Posting Komentar

0 Komentar